Mengantri disebuah warnet dikampungku, membuat jenuh malam ini (kata orang "long weekend") bagiku tak ubahnya seperti malam-malam sebelumnya. Melelahkan memang hari ini, pergi kesana kemari hanya untuk melunasi angsuran pinjaman dana tunai dari sebuah finance swasta.
Setelah kuselesaikan semua masalah pribadi, akhirnya aku bisa bersenda gurau dengan keluarga dan anak-anakku, rasa "lelah" itupun hilang seketika saat kupeluk dan kutatap kedua anakku yang kelak (mungkin) akan menggantikan peran ayahnya yang sangat bad attitude (label, red.). Hari menjelang larut malam, anak-anak pun sudah tidur tak lama kemudian ibunya pun ikut mendaratkan badannya di tempat tidur, kupikir sekarang sudah saatnya aku berkeliling dunia lewat fasilitas "dunia maya" yang telah merambah desaku tercinta.
Yaaah, sudah hampir dua tahun sebuah vendor telekomunikasi nasional terkemuka memberikan fasilitas sambungan internet kabel, tak terasa memang 660 hari lebih perusahaan itu membimbing masyarakat kami untuk lebih cepat mengetahui informasi apa yang terjadi diluar sana.
Ironis memang ketika media informasi berkembang semakin pesat tapi sayang perkembangan itu tidak diikuti oleh pemikiran positif oleh para penggunanya, mungkin hanya 25% dari seluruh komunitas pecinta sekaligus pengguna dunia maya yang melakukan hal itu, sisanya hanya mereka gunakan untuk bermain-main dengan jejaring sosial seperti faceb**k yang sedang menjadi trending topik dikalang kaum muda dan dewasa.
Malah sebagian ada yang lebih mengherankan, mereka hanya tau situs-situs penyedia film ataupun gambar-gambar porno saja, yaaah Ironis memang.
Meskipun dinas pendidikan setempat telah memasukan Internet sebagai salah satu kurikulum dalam pelajaran sekolah, itu tak lebih hanya sebuah budaya nguntit trend ibukota yang cenderung kebarat-baratan...
Sedih rasanya melihat pergaulan anak muda sekarang apalagi umuran-umuran SMA kebawah yang cenderung menjurus ke hal-hal yang negatif, meskipun saya juga dulu emang seperti itu, tapi haruskah generasi muda tetap berkubang di hal negatif yang itu-itu saja, dan sisi positifnya pun hanya ke segment anakband (yang memang dicap positif, daripada mabuk-mabukan di tugu manrabuka)...
Tidak ada prospek yang lebih cerahkah untuk generasi muda berikutnya?...
Akupun tak tau, dan tak punya hak untuk tau,, yaaah karena memang aku bukan siapa-siapa dimata mereka.
Setelah kuselesaikan semua masalah pribadi, akhirnya aku bisa bersenda gurau dengan keluarga dan anak-anakku, rasa "lelah" itupun hilang seketika saat kupeluk dan kutatap kedua anakku yang kelak (mungkin) akan menggantikan peran ayahnya yang sangat bad attitude (label, red.). Hari menjelang larut malam, anak-anak pun sudah tidur tak lama kemudian ibunya pun ikut mendaratkan badannya di tempat tidur, kupikir sekarang sudah saatnya aku berkeliling dunia lewat fasilitas "dunia maya" yang telah merambah desaku tercinta.
Yaaah, sudah hampir dua tahun sebuah vendor telekomunikasi nasional terkemuka memberikan fasilitas sambungan internet kabel, tak terasa memang 660 hari lebih perusahaan itu membimbing masyarakat kami untuk lebih cepat mengetahui informasi apa yang terjadi diluar sana.
Ironis memang ketika media informasi berkembang semakin pesat tapi sayang perkembangan itu tidak diikuti oleh pemikiran positif oleh para penggunanya, mungkin hanya 25% dari seluruh komunitas pecinta sekaligus pengguna dunia maya yang melakukan hal itu, sisanya hanya mereka gunakan untuk bermain-main dengan jejaring sosial seperti faceb**k yang sedang menjadi trending topik dikalang kaum muda dan dewasa.
Malah sebagian ada yang lebih mengherankan, mereka hanya tau situs-situs penyedia film ataupun gambar-gambar porno saja, yaaah Ironis memang.
Meskipun dinas pendidikan setempat telah memasukan Internet sebagai salah satu kurikulum dalam pelajaran sekolah, itu tak lebih hanya sebuah budaya nguntit trend ibukota yang cenderung kebarat-baratan...
Sedih rasanya melihat pergaulan anak muda sekarang apalagi umuran-umuran SMA kebawah yang cenderung menjurus ke hal-hal yang negatif, meskipun saya juga dulu emang seperti itu, tapi haruskah generasi muda tetap berkubang di hal negatif yang itu-itu saja, dan sisi positifnya pun hanya ke segment anakband (yang memang dicap positif, daripada mabuk-mabukan di tugu manrabuka)...
Tidak ada prospek yang lebih cerahkah untuk generasi muda berikutnya?...
Akupun tak tau, dan tak punya hak untuk tau,, yaaah karena memang aku bukan siapa-siapa dimata mereka.
0 Komentar
Penulisan markup dan tata cara berkomentar